BALIKPAPAN – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Kaltim bakal mengeluarkan inovasi Surat Izin Mengemudi (SIM) baru yang dikhususkan bagi penyandang disabilitas tuna rungu atau tuli.
Dirlantas Polda Kaltim, Kombes Pol Sonny Irawan melalui Kasubdit Regiden Ditlantas Polda Kaltim, AKBP Wahyu Endrajaya mengatakan, meski sudah ada SIM golongan D, namun nantinya tidak semua penyandang disabilitas akan mendapatkan izin dengan golongan tersebut.
“Misal dia bawa mobil, tetap dapat SIM A. Begitupun seterusnya,” ujar Wahyu, Jumat (7/7/2023).
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan, hanya saja nantinya para pemohon SIM khusus gangguan pendengaran ini akan mendapatkan 2 stiker yang ditempel pada kendaraanya, yakni bagian depan dan belakang.
Stiker itu nantinya dicetak dengan simbol khusus yang menandakan bahwa pengendara merupakan penyandang tuna rungu.
“Nanti bisa seperti simbol telinga dicoret. Itu menandakan bahwa pengendara ini ada gangguan pada pendengarannya,” jelasnya.
Adapun perbedaan dengan pengurusan SIM pada umumnya terdapat pada persyaratan. Di mana, pemohon wajib melengkapi dengan surat rekomendasi dari komunitas penyandang disabilitas yang ditunjuk oleh Ditlantas Polda Kaltim.
Demikian merupakan bagian dari lampiran surat kesehatan yang merupakan persyaratan permohonan SIM. “Itu kebijakan karena mengingat tes kesehatan gangguan pendengaran itu mahal sekali, bisa Rp 200 ribu ke atas,” tambah Wahyu.
Namun sebelum mengimplementasikannya, Ditlantas Polda Kaltim bakal memberi pelatihan bagi petugas di lingkup Samsat dan Satpas.
Pelatihannya bakal menggandeng Juru Bahasa Isyarat berupa interaksi sederhana. “Pelatihan langsung nantinya ada perwakilan dari petugas di SIM, BPKB, dan lain-lain di bagian pendaftaran. Masing-masing satu orang, nanti selebihnya saya share aja video tutorialnya,” ujar Wahyu lagi.
Sementara itu, dirinya bakal mengundang seluruh Kasat Lantas se-Kaltim untuk memulai inovasi pelayanan tersebut. Dan inovasi tersebut bakal diluncurkan dalam waktu dekat, setidaknya pada tahun ini.
“Ini kami mulai karena memang mereka agak kurang tersentuh. Jadi kami inovasikan, dan juga kami berikan jalur prioritas,” tutupnya. (bom)