spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gerhana Matahari Hybrid Akan Terjadi, Awas Jangan Lihat Langsung!

BALIKPAPAN – Gerhana Matahari Hybrid (GMH) diprediksi akan berlangsung Kamis (20/4/2023). Fenomena ini juga bisa dilihat di Kota Balikpapan, sama seperti 7 tahun yang lalu.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan observasi pengamatan menggunakan teropong khusus di tower Balikpapan Islamic Center (BIC).

“Siangnya gerhana matahari hybrid kemudian sore-nya hilal 1 Syawal,” ujar Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan, Rasmid saat dikonfirmasi, Rabu (19/4/2023).

Menurut Rasmid, gerhana matahari tentu berbeda dengan gerhana bulan. Saat terjadinya gerhana matahari, tidak ada dampak signifikan khususnya terhadap pasang surut air laut.

“Kalau untuk dampak dan efek tidak terlalu signifikan ke air laut, kecuali fenomena gerhana bulan,” jelasnya.

Kendati demikian, fenomena astronomi ini sangat berbahaya jika dilihat dengan mata telanjang. Risikonya, bisa mengakibatkan gangguan penglihatan.

“Kalau untuk dilihat dengan mata telanjang itu berbahaya yang akan mengganggu ke organ mata, jadi kami minta untuk memakai kacamata khusus ke matahari karena yang tadinya gelap, begitu terbuka intensitas cahaya nya langsung tinggi,” tambahnya.

Baca Juga:   Cuaca Cerah, Tanjakan Global Dipastikan Bisa Dilalui 20 Februari

Sementara itu, Dokter Spesialis Saraf dan Mata dari Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), dr Lilik Sujarwati mengatakan, resiko melihat gerhana matahari secara langsung tanpa pengaman bisa menyebabkan keluhan mata mulai dari ringan hingga berat.

Seperti rasa tidak nyaman saat melihat cahaya terang atau silau, pandangan kabur atau berbayang, menurunnya melihat ketajaman warna benda, kemudian melihat bintik hitam di mata.

Dan yang paling berat adalah bisa menimbulkan kebutaan yang diakibatkan oleh kerusakan retina secara permanen atau retinopati surya akibat paparan radiasi sinar uv secara berlebihan dan dalam waktu singkat. “Sehingga merusak sel batang dan sel kerucut pada retina,” ujarnya.

Adapun dampak yang terjadi itu ada yang bersifat sementara hingga permanen, bergantung dengan berapa lama interaksinya mata dengan sinar yang dipaparkan saat terjadi gerhana. “Jadi ada yang bisa sembuh beberapa hari, minggu, bulan sampai setahun, tapi ada juga yang permanen seperti kebutaan,” jelasnya.

Maka, ia menyarankan untuk tidak melihat gerhana matahari secara langsung maupun dengan alat yg tanpa pelindung filter khusus untuk meredam intensitas cahaya matahari. “Bila ada keluhan di atas setelah melihat fenomena gerhana cahaya matahari,  bisa periksa ke dokter mata terdekat,” tutupnya. (Bom)

Baca Juga:   SP Naban Bersatu Pertamina Gelar Aksi Demo di Gedung DPRD
BACA JUGA