BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan mencatat dan memprediksikan wilayah Kalimantan khususnya bagian Timur, Selatan dan Utara dalam kurun waktu setahun terakhir ini memiliki peningkatan aktifitas gempa.
Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan, Rasmid mengatakan, untuk di tahun 2024 ini, hingga bulan Agustus sudah terjadi gempa dengan skala kecil hingga sedang sebanyak 153 kali.
“Kalau dibandingkan tahun lalu (2023), tahun ini naik 2 atau 3 kali lipat,” ujarnya, Jumat (6/9).
Lebih lanjut Rasmidi menjelaskan, terkait fenomena Megathrust di Utara Sulawesi, ia mengingatkan masyarakat Kalimantan Timur, untuk meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, Megathrust di Utara Sulawesi justru memiliki potensi berdampak ke Kaltim yang diakibatkan pertemuan antara Lempeng Eurasia dan lempeng Filipina.
“Dampak Megathrust Utara Sulawesi bakal dirasakan wilayah pesisir Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, seperti Bontang, Berau dan Tarakan,” jelasnya.
Megathrust sendiri merupakan zona subduksi tempat bertemunya 2 lempeng tektonik, dimana salah satu lempeng menuju ke bawah lempeng lainnya. Pergerakan lempeng ini dapat memicu gempa bumi berkekuatan besar dan berpotensi menimbulkan tsunami.
“Wilayah Indonesia sendiri merupakan daerah yang berada diatas beberapa lempeng tektonik, yang membentang dari bagian barat Sumatra, Selat Sunda, hingga selatan Jawa,” tambahnya.
Selain itu, wilayah lempengan ini juga mencakup bagian utara Sulawesi, Maluku, dan Utara Papua. Khusus Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut dipastikan tidak akan berdampak pada Kalimantan Timur karena jaraknya yang jauh.
Sejumlah upaya mitigasi telah dilakukan, termasuk pemasangan 25 seismograf di seluruh Kalimantan, pemasangan early warning system di titik-titik rawan, serta pemberian informasi gempa kepada masyarakat setiap 3 menit sekali. Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk memperkuat pondasi rumah agar lebih tahan terhadap bencana.
“Masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh oleh isu-isu yang menyesatkan. Tetap tenang dan jangan panik,” tegas Rasmid.
Rasmid juga mengingatkan masyarakat, untuk memahami langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum dan sesudah gempa bumi terjadi.
Penulis: Aprianto