BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya menekan risiko banjir dengan berbagai langkah strategis di lapangan. Tidak hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur besar seperti normalisasi sungai dan peningkatan kapasitas saluran, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan juga gencar melakukan pembersihan drainase di sejumlah titik rawan. Salah satu fokus utama saat ini adalah kawasan Jalan MT Haryono, yang dikenal sering menjadi langganan genangan air setiap kali hujan deras mengguyur kota.
Kepala DPU Balikpapan, Rita, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pembersihan drainase sepanjang 600 meter, dimulai dari simpang Beruang Madu hingga jembatan PDAM. Dan kegiatan ini sudah dimulai sejak awal Agustus 2025 yang melibatkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DPU.
“Kami ingin memastikan aliran air dari jalan menuju saluran utama dapat berjalan lancar. Fokusnya mengangkat sedimen pasir dan tumpukan sampah yang selama ini menjadi penyebab utama penyumbatan,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).
Lebih lanjut Rita menjelaskan, metode pembersihan dilakukan secara manual mengingat sebagian besar saluran drainase di kawasan tersebut tertutup. Petugas harus membuka lubang manhole untuk mengangkat endapan pasir dan sampah dari dalam saluran.
“Biasanya yang rutin dilakukan hanya mengangkut sampah di permukaan. Kali ini kami fokus membersihkan sedimen dan pasir yang menumpuk di dasar saluran, karena inilah yang paling menghambat aliran air,” jelasnya.
Rita menambahkan, tumpukan pasir dan sampah yang dibiarkan akan memperbesar risiko tersumbatnya saluran, sehingga air hujan tidak dapat mengalir dengan baik dan berpotensi menimbulkan genangan.
“Kalau saluran tersumbat, air otomatis meluap ke jalan dan membuat kemacetan,” tambahnya.
Meski upaya ini sudah rutin dilakukan, Rita mengakui pihaknya masih menghadapi kendala keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di lapangan. Hal itu membuat pembersihan harus dilakukan secara bergilir di berbagai wilayah. Namun, titik-titik krusial seperti Jalan MT Haryono tetap diprioritaskan.
“Kami memang terkendala SDM, jadi penanganan harus bergilir. Tapi kami upayakan dulu di titik paling rawan banjir seperti di MT Haryono ini,” tegasnya.
DPU Balikpapan menilai langkah teknis ini cukup efektif untuk menekan risiko banjir jangka pendek, sembari menunggu penyelesaian proyek infrastruktur besar yang membutuhkan waktu dan biaya lebih besar.
“Pembersihan drainase seperti ini memang tidak menyelesaikan semua masalah, tapi setidaknya mengurangi potensi banjir yang sering meresahkan warga,” ujarnya lagi.
Rita menegaskan, pembersihan saluran drainase bukan pekerjaan yang cukup dilakukan sekali, melainkan harus dilakukan secara berkelanjutan agar sistem drainase tetap berfungsi optimal. Ke depan, pihaknya akan mengagendakan pemeliharaan rutin dan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Ini bukan pekerjaan sekali selesai, tapi harus terus dirawat. Kami akan menjaga kebersihan saluran drainase sesuai tugas dan fungsi kami, dan tentu butuh peran aktif masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,” tegasnya.
Ia juga mengimbau warga di sekitar Jalan MT Haryono untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, karena tumpukan sampah yang masuk ke drainase mayoritas berasal dari aktivitas sehari-hari. “Kalau saluran bersih, risiko banjir berkurang. Jadi, ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” tutupnya.
Dengan berbagai upaya ini, Pemkot Balikpapan berharap dapat meminimalisir genangan di kawasan-kawasan padat lalu lintas seperti MT Haryono, yang selama ini menjadi salah satu titik rawan kemacetan saat musim hujan.
Penulis: Aprianto