BALIKPAPAN – Salah seorang petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan sempat menemukan titik panas di kawasan RT 37 Damai Bahagia, Balikpapan Selatan pada Senin (14/8/2023) siang sekitar pukul 16.00 WITA.
Petugas DLH itu pun langsung melaporkannya ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan dan PLN.
“Kita dapat laporan dari orang DLH kalau di titik itu panas sekali dan pas di kasih air pun sempat kaya mendidih,” ujar Dayat salah seorang petugas BPBD Kota Balikpapan.
Dayat pun menjelaskan, karena di titik tersebut terdapat tiang pihaknya pun koordinasi dengan PLN. “Sempat kita kira itu ground dari tiang itu kan, makanya kita laporkan le PLN. Tapi ternyata nggak ada ground. Itu tiang kabel telkom,” jelasnya.
Karena tidak ingin mengambil resiko terhadap kandungan gas berbahaya, BPBD pun meminta bantuan tim fire and safety dari Pertamina Hulu Mahakam (PHM) untuk memeriksa kandungan di titik yang di maksud.
“Setelah kita pastikan, kita cek kandungan gas beracun dan mudah terbakarnya ternyata tidak ada ya,” ujar Syahrul petugas dari PHM.
Syahrul memastikan selama beberapa kali pemeriksaan di titik panas tersebut. Bahkan ia memastikan jika aroma bau yang muncul pun tidak berbahaya.
“Hasil pengukuran Gas Detectornya untuk 0² = 20,9 persen ini masih normal, CH4 = 0 ppm ini juga masih normal dan H2S = 0 persen juga masih normal. Jadi kesimpulannya bukan gas berbahaya,” jelasnya.
Meski aman dan tidak berbahaya, Syahrul mengaku tidak mengetahui dari mana asal panas tersebut. “Kita tetap batasin aktifitas yang menimbulkan api ya, makanya kita beri garis batasan aja dulu,” tambahnya.
Sementara itu warga yang mengetahui hal ini, mengaku jika di kawasan RT 37 Damai Bahagia ini pernah memiliki sumur air panas di tahun 1990-an. Namun karena seiring pembangunan, sumur tersebut mulai hilang. “Memang ada jalur air panas disini. Mungkin itu salah satu titiknya,” ujar salah seorang warga Rahman.
Rahman mengaku, tak jauh dari titik tersebut sempat di buat pemandian air panas. Bahkan sejak kecil, warga sekitar memanfaatkannya menjadi air untuk aktifitas sehari-hari. “Pokoknya kalau orang lama sini tau semua. Saya masih SD sering mandi-mandi air panas itu,” jelas Rahman lagi.
Dengan adanya penjelasan dari warga tersebut, sehingga tidak perlu khawatir dengan aktifitas lainnya. (Bom)