spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Wamen ESDM Tinjau Kesiapan RDMP Balikpapan, Target Peresmian Pertengahan Desember 2025

BALIKPAPAN – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung melakukan peninjauan langsung ke area proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan pada Rabu (19/11/2025) untuk memastikan seluruh fasilitas utama dan pendukung memasuki tahap akhir penyelesaian. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh menjelang proses peresmian yang ditargetkan berlangsung pada pertengahan Desember 2025.

Dalam keterangannya, Yuliot menjelaskan bahwa rangkaian pemeriksaan dilakukan pada seluruh fasilitas produksi serta infrastruktur pendukung RDMP Balikpapan. Salah satu fasilitas paling strategis yang menjadi fokus adalah tangki penyimpanan minyak raksasa berkapasitas 2 juta kiloliter, yang disebut sebagai yang terbesar di Indonesia dan kini hampir rampung sepenuhnya.

“Dengan selesainya fasilitas RDMP Balikpapan, kita memasuki tahap commissioning. Seluruh persiapan ini ditujukan agar saat peresmian nanti, semuanya sudah bekerja optimal. Rencananya fasilitas ini akan diresmikan langsung oleh Bapak Presiden,” ujar Yuliot.

Meski jadwal peresmian menunggu penetapan resmi dari protokol istana, pemerintah tetap menargetkan momentum tersebut berlangsung pada pertengahan Desember 2025. “Kita sudah maju sejauh ini, jadi tidak ada alasan untuk mundur. Harapan kita tetap sesuai jadwal,” jelasnya.

Baca Juga:   Rekap KPU Kabupaten Kota Se-Kaltim, Rudy-Seno Ungguli Petahana dengan 55,73% Suara

RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional sekaligus investasi terbesar BUMN dengan nilai mencapai 7,4 miliar USD atau sekitar Rp126 triliun. Keberadaan kilang yang diperbarui ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan energi nasional dan menekan ketergantungan terhadap impor bahan bakar.

Proyek ini diproyeksikan dapat menghasilkan 360 ribu barel per hari, atau sekitar 22–25 persen dari kebutuhan nasional. Peningkatan kapasitas hingga 100 ribu barel per hari juga diyakini dapat mengurangi impor BBM sebesar 10–15 persen.

Yuliot menegaskan bahwa pemerintah tetap mengutamakan pasokan minyak dari dalam negeri. “Seluruh minyak domestik akan kita olah di dalam negeri terlebih dahulu. Jika ada kekurangan, barulah kita impor. Karena itu keberadaan oil storage raksasa ini menjadi sangat penting,” tambahnya.

Selain meningkatkan kapasitas produksi, RDMP Balikpapan juga mengadopsi konsep kilang hijau green refinery dengan memanfaatkan residu bernilai rendah menjadi produk petrokimia seperti propilen dan etilen, yang selama ini masih bergantung pada impor.

Saat ini, progres proyek disebut sudah mencapai tahap akhir, dengan sisa pekerjaan hanya 1–2 persen berupa penyempurnaan teknis. “Kami optimistis dalam beberapa hari ke depan seluruh fasilitas ini sudah benar-benar siap untuk diresmikan,” tutup Yuliot.

Baca Juga:   25 Tahun Amanda Brownies, Hadirkan AMANDA FESTIVAL & AMANDA RUN di Balikpapan

Penulis: Aprianto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img