spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Setelah 3 Hari Terdampar, Ikan Paus 15 Meter di Teritip Mati

BALIKPAPAN – Setelah 3 hari berjuang untuk kembali ketengah lautan, akhirnya seekor ikan paus mati pada Jumat (27/9) sekitar pukul 15.40 Wita. Dimana sebelumnya, ikan paus berukuran panjang 15 meter dengan bobot 40 ton tersebut ditemukan nelayan yang sedang melaut pada Rabu (25/9) sekitar pukul 07.30 Wita dikawasan Pantai Teritip, Balikpapan Timur.

Binmas Perairan Ditpolairud Polda Kaltim, Bripka Taufik mengatakan, diduga mamalia laut raksasa tersebut merupakan paus sperma. Dan setelah mendapat laporan dari nelayan tersebut, tim gabungan yang terdiri dari Ditpolairud Polda Kaltim, Dinas Perikanan, serta BKSDA Kaltim segera bergerak untuk menangani situasi ini.

“Jadi ada nelayan yang melaporkan kejadian ini, dan kami segera bertindak bersama Dinas Perikanan dan BKSDA,” ujarnya.

Lebih lanjut Taufik menjelaskan, tim gabungan beberapa kali telah berupaya untuk menyelamatkan paus dengan cara membantunya untuk bisa kembali ke laut dalam. Namun, akibat cuaca yang tidak bersahabat dan malam sehingga menyulitkan proses evakuasi.

“Kami sudah mencoba hingga malam agar paus bisa bergerak ke laut dalam, tapi karena kondisi cuaca dan gelap, paus hanya bergerak sedikit. Akhirnya, kami putuskan untuk meninggalkan lokasi demi keselamatan semua pihak,” jelasnya.

Baca Juga:   Soal SE Larangan Bukber Pejabat, Rahmad Mas'ud Akan Klarifikasi ke Pemerintah Pusat

Hingga Jumat pagi, nelayan masih melihat keberadaan ikan paus tersebut dengan jarak 2 mill dari bibir pantai. Dan saat dilakukan pemeriksaan, ternyata ikan paus tersebut sudah mati.

“Rencana akan dilakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab kematian. Terus akan ditarik ke tengah laut untuk ditenggelamkan,” tambah Taufik.

Dijelaskannya, beberapa penyebab terdamparnya paus kemungkinan penyebabnya adalah masalah kesehatan atau gangguan akibat gempa bumi yang mempengaruhi sistem sonar paus.

“Gempa bisa mempengaruhi sonar mereka, membuat mereka kesulitan kembali ke laut yang lebih dalam,” tutupnya.

Penulis: Aprianto

BACA JUGA