BALIKPAPAN – Kasus persekusi yang dilakukan oleh sejumlah sopir angkot di Kota Balikpapan terhadap dua orang sopir Balikpapan City Trans (BCT) berakhir damai, setelah pihak Polresta Balikpapan melakukan mediasi kepada para pihak terkait.
Kasi Humas Polresta Balikpapan, Ipda Sangidum mengatakan, dalam mediasi tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara damai tanpa melanjutkannya ke ranah hukum. Keduanya juga telah menandatangani surat perjanjian dan surat perdamaian.
“Sengketa antara sopir angkutan kota (angkot) dan sopir bus Balikpapan City Trans berakhir damai setelah mediasi di Sat Reskrim Polresta Balikpapan pada Jumat (23/8) malam,” ujarnya, Minggu (25/8).
Sementara itu koordinator sopir angkot, Hendra menyampaikan permohonan maaf atas tindakan intimidasi yang dilakukan oleh sopir angkot terhadap sopir bus Balikpapan City Trans. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Kami meminta maaf atas tindakan yang dilakukan oleh sopir angkot dan juga kepada keluarga besar Adat Paser,” ujarnya.
Di sisi lain, Muhammad Rafisa, sopir bus yang menjadi korban, juga menyampaikan permohonan maaf. Rafisa menegaskan, bahwa dirinya hanya menjalankan tugas sebagai sopir bus yang dipekerjakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan.
“Kita sama-sama mencari nafkah. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi dan Balikpapan tetap dalam keadaan kondusif,” tambah Rafisa.
Ketua 1 Sepakat Adat Paser, Ardiansyah menyatakan, bahwa pihaknya telah memaafkan kejadian tersebut. Dan ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
“Kami juga berharap kejadian ini tidak terulang di kemudian hari,” tambahnya.
Mediasi tersebut tidak berakhir begitu saja. Pihak sopir angkot harus bersedia menerima denda adat dan menyanggupi sesuai kemampuan. Penyelesaian terkait denda adat akan dibicarakan dan diselesaikan oleh kedua belah pihak.
Penulis: Aprianto