BALIKPAPAN – Hingga Jumat (28/7/2023) sejumlah korban penipuan emas yang diduga palsu di Balikpapan terus berdatangan ke Polresta Balikpapan untuk membuat laporan polisi.
Informasi yang dihimpun jumlah korban kini telah mencapai ratusan orang dari barbagai daerah, bahkan hingga luar Kaltim. Mereka merasa tertipu dengan salah satu toko berinisial GS yang sebelumnya beroperasi di Jalan Soekarno Hatta, Karang Joang, Balikpapan Utara.
Sedangkan kini toko tersebut sudah tutup dan diduga pelaku melarikan diri pasca banyaknya korban yang mulai buka suara di media sosial.
Salah seorang korban berinisial RI (35) yang mengkoordinir para korban lainnya mengatakan, jumlah korban sejatinya relatif rumit untuk dipastikan. “Soalnya setiap hari ada aja korban lain yang masuk, jadi agak susah mau ditotalin. Sebagian juga mereka melapor sendiri,” ujar RI, Jumat (28/7/2023) di Makopolresta Balikpapan.
Demikian juga perihal total kerugian. Sementara ini, nominal kerugian yang sudah terdata berkisar Rp 64 juta dari hasil akumulasi korban 16 orang.
RI menjelaskan, total kerugian tersebut berdasarkan perhitungan awal saat melaporkan pemilik toko GS ke aparat berwajib. “Kalau sekarang ini yang terdata korbannya sudah ada 127 orang, cuma total kerugian belum dipastikan. Karena nota pembeliannya belum terkumpul semua karena berbagai alasan,” jelasnya.
Secara kalkulasi, rata-rata korban mengalami kerugian sekitar Rp 4 juta per orang. Dengan jumlah korban yang terdata 127 orang, maka potensi kerugian bisa mencapai Rp 508 juta.
Diberitakan sebelumnya, mereka melaporkan dugaan penipuan emas oleh salah satu toko di Balikpapan berinisial GS ke Polresta Balikpapan pada Senin (17/7/2023) siang.
Pasalnya emas yang mereka terima rupanya tak sesuai dengan yang disampaikan sang penjual. Keluhannya beragam, mulai dari emas yang lambat laun memudar, hingga kadar emas yang tak sesuai.
Dikonfirmasi, Kanit Jatanras Satreskrim Polresta Balikpapan, Ipda Wempy Ardenta membenarkan adanya laporan tersebut.
Wampy menjelaskan, para korban melapor dengan laporan dugaan penipuan. “Jadi beberapa masyarakat membeli emas, namun ternyata emas itu diduga palsu. Sementara ini masih kami selidiki dulu,” ujar Wempy. (bom)