spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mentri LH/BPLH Sebut Untuk Kelola Sampah Pemerintah Tak Bisa Sendiri

BALIKPAPAN – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Balikpapan pada Minggu (13/4/2025). Pada kesempatan ini Hanif mengunjungi TPA Manggar, Instalasi Intermediate Treatment Facility (ITF) Kota Hijau, hingga Material Recovery Facility (MRF) Gunung Bahagia.

Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, pentingnya sinergi pengelolaan sampah di daerah. Dimana saat melakukan peninjauan ke berbagai lokasi pengelolaan sampah di Kota Balikpapan, Mentri KLH/BPLH menyoroti pentingnya pengelolaan sampah terpadu, ramah lingkungan dan sesuai dengan amanat UndangUndang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

“Pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga memerlukan dukungan masyarakat dan dunia usaha. Kami mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Balikpapan yang menjadikan TPA Manggar bukan hanya tempat pembuangan, tapi bisa menjadi model percontohan nasional jika terus ditingkatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Menteri Hanif menjelaskan, bahwa KLH/BPLH telah menerbitkan surat peringatan kepada 343 kepala daerah yang masih menjalankan praktik open dumping. Menurut data KLH/BPLH, sebanyak 54,44 persen TPA di Indonesia masih beroperasi secara open dumping. Indonesia menghasilkan 56,63 juta ton sampah per tahun pada 2023, namun baru 39,01% yang berhasil dikelola dengan baik. Hal ini jika tidak diantisipasi, pengelolaan sampah yang buruk akan memperparah krisis lingkungan global, mulai dari perubahan iklim, pencemaran air, tanah, hingga udara.

Baca Juga:   Tinta Emas Kemerdekaan di IKN

“Saat ini, KLH/BPLH juga tengah mendorong industrialisasi pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan, seperti PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik), RDF (Refuse Derived Fuel), serta fasilitas pengolahan sampah organik,” jelasnya.

Pada kesempatan ini Menteri Hanif juga menyempatkan diri meninjau fasilitas IPAL dan Café Metan di TPA Manggar, sebuah inovasi dari kerja sama Pemerintah Kota Balikpapan dan PT Pertamina Hulu Mahakam.

Setelah meninjau lapangan, Menteri Hanif memimpin Rapat Peningkatan Kinerja Pengelolaan Sampah Perkotaan.

“Kolaborasi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha sangat krusial untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dari forum ini, kita
harap bisa lahir solusi jangka panjang yang aplikatif,” tegasnya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, Kota Balikpapan menghasilkan sampah harian sebanyak 534,66 ton, dengan capaian pengurangan 28,03 persen dan penanganan 71,5 persen.

“Kita dorong peningkatan pengurangan sampah, sehingga sampah yang dibawa ke TPA hanya residu. Selain itu, fasilitas seperti bank sampah dan rumah kompos harus diperluas hingga tingkat RW” tutup Hanif.

Baca Juga:   Menteri Pariwisata dan Ekraf Tinjau Persiapan Balikpapan Fest 2024

Seperti diketahui, saat ini Balikpapan memiliki satu Bank Sampah Induk, 113 Bank Sampah Unit, 45 Rumah Kompos dan satu ITF. Pengembangan fasilitas ini disebut sebagai prioritas, agar pengelolaan sampah berbasis masyarakat dapat lebih masif.

Kementerian LH/BPLH mengajak semua pihak untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Dengan sinergi yang kuat, Indonesia diyakini bisa keluar dari krisis lingkungan menuju masa depan yang bersih dan sehat.

Penulis: Aprianto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img