BALIKPAPAN – Suara sirine panjang dari Kantor Besar Pertamina terdengar hingga radius beberapa kilometer di Jalan Minyak, pada Rabu (4/12) sekitar pukul 10.30 Wita. Hal ini menandakan bahwa telah terjadi sesuatu di dalam Kilang Pertamina Balikpapan.
Kilang Pertamina Balikpapan mengalami ledakan dan berdampak kepada masyarakat sekitar kilang. Bahkan sejumlah masyarakat terpaksa harus dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Kejadian ini juga memicu kelompok masyarakat yang merasa di rugikan, melakukan aksi demo menuntut Pertamina agar dapat bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Dimana terlihat, ratusan masa mendatangi Kantor Besar Pertamina, namun berhasil di hadang oleh aparat kepolisian.
Rupanya hal tersebut adalah bagian dari kegiatan Major Emergency Drill (MED) Level 3 Tahun 2024 PT Kilang Pertamina Indonesia (KPI) RU V Balikpapan.
Pjs. General Manager PT KPI RU V Balikpapan, Novie Handoyo Anto mengatakan, tujuan kegiatan Major Emergency Drill adalah untuk menguji kesiapan dan meningkatkan responsivitas tim dalam menangani keadaan darurat skala besar dan juga bertujuan untuk menanamkan prosedur penanganan yang tepat jika terjadi keadaan darurat.
“Terus terang kami tidak berharap kejadian sesungguhnya. Namun perlu dipahami, yang kami jaga adalah kilang minyak, dalam artian tidak boleh ada kebocoran karena bisa berdampak pada kebakaran lebih lanjut,” ujarnya.
Lebih lanjut Novie menjelaskan, bahwa simulasi ini telah dipersiapkan dengan baik, bahkan menyerupai kejadian yang sebenarnya. Meski kegiatan ini sempat menyita perhatian warga lainnya yang berada disekitar Jalan Minyak.
“Alhamdulillah, simulasi ini kami persiapkan dengan baik. Mudah-mudahan tidak kami pakai. Kondisi itu tentunya tidak kami harapkan. Jadi kami bersiap-siap terhadap berbagai hal yang tak diinginkan,” jelasnya.
Dengan di gelarnya simulasi Major Emergency Drill (MED) Level 3, setelah di amati mulai dari urutan peristiwa yang terjadi hingga bisa ditangani, baik dari manajemen RU V maupun garis depan di kilang, juga rekan-rekan dari stakeholders seperti kepolisian yang bisa berkoordinasi bisa terlaksana dengan baik.
“Simulasi tadi menggambarkan ada suatu kebocoran yang sedang kami atasi. Namun terjadi eskalasi berupa ledakan yang memicu kebakaran. Kemudian berdampak pada pekerja yang sedang menangani kebocoran, dan ledakan itu juga berdampak kepada masyarakat sekitar,” tambah Novie Handoyo Anto.
Major Emergency Drill (MED) Level 3 termasuk kejadian yang paling tinggi dan KPI telah menyiapkan sekitar 70% sumber daya yang ada.
“Tertinggi di level 3, karena memberikan dampak hingga ke bisnis Pertamina. Mudah-mudahan dengan skenario tersebut, semua potensi yang terjadi, dapat menggambarkan apa yang harus kami tangani selanjutnya,” tutupnya.
Penulis: Aprianto