BALIKPAPAN – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Balikpapan tengah berupaya mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir yang dikelola langsung. Targetnya, tahun ini Dishub Kota Balikpapan mampu meraup hingga Rp 2 miliar, meskipun saat ini capaian realisasi baru menyentuh sekitar Rp 600 juta.
Kepala Dishub Balikpapan, Muhammad Fadli, mengatakan bahwa tantangan utama dalam optimalisasi retribusi parkir adalah karena sebagian besar parkir di kota ini telah beralih status menjadi pajak daerah. Artinya, kewenangannya berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BPPDRD) Kota Balikpapan.
“Untuk retribusi parkir yang masih menjadi kewenangan Dishub, sampai hari ini baru mencapai sekitar Rp 600 jutaan. Itu masih jauh dari target,” ujarnya, Kamis (26/6/2025).
Lebih lanjut Fadli menjelaskan, untuk mengejar target tersebut, Dishub tengah mengajukan anggaran dalam APBD Perubahan untuk menghadirkan sistem gate parkir otomatis. Sistem ini akan mengkombinasikan metode otomatis dan manual, dengan tetap melibatkan juru parkir binaan (Jukir) dan sistem aplikasi digital seperti IPAR (Integrasi Parkir Rakyat).
“Rencananya akan kami coba di APBD-P. Kalau disetujui, kami akan mulai dengan pengadaan sistem gate parkir. Ini langkah kami untuk mengelola parkir dengan lebih modern dan transparan,” jelasnya.
Ada tiga lokasi strategis yang akan menjadi prioritas awal penerapan sistem ini. Ketiganya merupakan aset Pemerintah Kota Balikpapan yang dinilai potensial menjadi sumber retribusi parkir, yakni di BSCC Dome Balikpapan, Gedung Kesenian Balikpapan dan Lapangan Sepak Bola.
“Yang kami kelola tentu parkir yang berada di aset Pemkot. Tiga titik itu kami anggap paling siap untuk memulai langkah awal peningkatan retribusi dari Dishub,” tambah Fadli.
Upaya Dishub ini juga merupakan bagian dari strategi penataan ulang sistem parkir kota agar lebih tertib, profesional, dan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selain mengandalkan teknologi, Dishub juga akan membangun sinergi dengan para juru parkir melalui pelatihan dan pembinaan yang berkelanjutan.
“Dengan sistem yang lebih tertib dan dukungan dari masyarakat, kami optimis target Rp 2 miliar bisa dikejar. Harapannya, masyarakat juga merasa lebih nyaman, dan PAD kota bisa tumbuh dari sektor yang selama ini dianggap kecil,” tutup Fadli.
Penulis: Aprianto