spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

CIMB Niaga 70 Tahun: Digitalisasi ‘Senjata’ Melawan Dominasi Bank BUMN

SEJAK berdiri 26 September 1955, Bank Niaga terus bertransformasi, dari bank konvensional hingga akuisisi CIMB Group Malaysia, dan kini menempati posisi sebagai bank swasta terbesar kedua di Indonesia.

Pertanyaannya, mampukah pengalaman 70 tahun ini menjadi bekal untuk menantang dominasi bank-bank BUMN?

Jawaban atas tantangan itu bukan dengan memperluas jaringan fisik seperti BRI atau Mandiri, melainkan dengan memusatkan strategi pada digital banking. Terbukti, berdasarkan laporan resmi di cimbniaga.co.id, pada semester I 2025, 90 persen transaksi finansial nasabah telah dilakukan melalui kanal digital seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, BizChannel@CIMB, ATM, dan OCTO Pay.

Strategi ini dipertegas lewat integrasi layanan konvensional dan platform digital. Digital Branch menggabungkan teller, customer service, dan mesin self-service. Video Banking memungkinkan interaksi langsung secara virtual, sementara Digital Lounge di pusat perbelanjaan dan kampus mendekatkan layanan ke generasi muda.

Staf layanan nasabah CIMB Niaga menunjukkan aplikasi OCTO Mobile kepada Media Kaltim.

Di Kalimantan Timur (Kaltim), langkah ini juga sudah terlihat. Saat Media Gathering di Samarinda tahun lalu, CIMB Niaga menyatakan komitmennya menghadirkan layanan yang memadukan cabang fisik dengan kanal digital. Di Samarinda, ada empat kantor cabang di lokasi strategis. Yakni Jalan Simpang Merak, KH Khalid, Ir H Juanda, dan Bung Tomo, ditopang 17 mesin ATM yang terhubung dengan aplikasi OCTO Mobile dan OCTO Clicks.

Baca Juga:   Potret Jalur Pesisir Samarinda–Bontang: Indah Pantainya, Rusak Jalannya

Evita Barliana, Head of Region Jakarta A dan Kalimantan CIMB Niaga, menyebut kombinasi ini penting agar nasabah tetap merasakan kemudahan digital tanpa kehilangan layanan tatap muka.

Kehadiran Ibu Kota Nusantara semakin memberi momentum, karena budaya transaksi non-tunai masyarakat Kaltim cukup tinggi dan menjadi ajang uji strategi CIMB Niaga.

Layanan inti ini kemudian ditopang pengembangan OCTO Mobile sebagai super-app. BI-FAST, top-up e-wallet, pembayaran QRIS, hingga tarik tunai tanpa kartu tersedia dalam satu aplikasi. Untuk kebutuhan lebih kompleks, OCTO Clicks menawarkan transaksi valas, virtual card number (VCN), hingga jual beli emas bersama Pegadaian. Sejak 2013, Rekening Ponsel memperluas akses keuangan bagi masyarakat tanpa rekening formal, menjadikan CIMB Niaga pelopor inklusi keuangan digital.

Berbagai fitur itu semakin lengkap dengan produk pendukung. OCTO Savers membebaskan biaya transfer antarbank dan tarik tunai lintas ATM. Get Wealth Soon memudahkan investasi mulai Rp10 ribu. Ada OCTO Chat sebagai asisten virtual 24/7, serta OCTO Cash untuk pembayaran instan. Untuk korporasi, BizChannel@CIMB hadir sebagai solusi internet banking yang aman dan fleksibel.

Layanan tatap muka tetap tersedia di Kantor CIMB Niaga Jalan A Yani, Balikpapan. Foto: Aprianto/mediakaltim.com

CIMB Niaga juga aktif membangun kedekatan dengan nasabah lewat berbagai promo. Everyday HOKI di Digital Lounge, registrasi OCTO Pay berhadiah merchandise, hingga promo Beneran Bisa dengan saldo Rp50 ribu menjadi daya tarik generasi muda. Bagi mereka, promo ini pintu masuk. Bagi bank, dampaknya tergambar pada kinerja yang solid.

Baca Juga:   Gunung Hantu Jadi Momok Poros Bontang–Samarinda, Dimana Pemerintah?

Bukan hanya kalangan muda, pelaku usaha kecil pun ikut merasakan manfaat layanan elektronik CIMB Niaga dalam aktivitas sehari-hari.

“Sebagai pedagang, saya sangat terbantu dengan aplikasi CIMB Niaga. Transaksi lewat OCTO memudahkan saya dalam urusan usaha sehari-hari. Cuma kendalanya, kalau berada di daerah dengan jaringan internet lemah, prosesnya jadi agak tersendat,” kata Khairul, pedagang di Balikpapan yang ditemui saat bertransaksi di Kantor CIMB Niaga, Jl Ahmad Yani Gunung Sari Ilir, Kota Balikpapan.

Kesan ini sejalan dengan catatan keuangan yang dirilis CIMB Niaga. Semester I 2025, CIMB Niaga mencatat laba sebelum pajak Rp4,4 triliun, aset konsolidasian Rp357,9 triliun, penyaluran kredit Rp231,8 triliun, dan Dana Pihak Ketiga Rp261,9 triliun. Dana murah (CASA) naik 10,9% YoY menjadi Rp180,6 triliun dengan rasio 69%.

Langkah lain adalah spin-off Unit Usaha Syariah. RUPSLB Juni 2025 menyetujui pembentukan PT Bank CIMB Niaga Syariah yang ditargetkan efektif beroperasi Mei 2026. Per Juni 2025, pembiayaan syariah tercatat Rp59,6 triliun dengan DPK Rp48,2 triliun.

Baca Juga:   Sidrap 22 Tahun Terkatung-Katung: Gubernur Disambut Dua Tenda, Dua Klaim, Semua Harus Netral!
Tampak depan Kantor CIMB Niaga di Jalan A Yani, Balikpapan.

Namun jalan tidak sepenuhnya mulus. Bank-bank pemerintah masih unggul dalam “human touch” lewat jaringan luas. Banyak nasabah di daerah lebih nyaman bertatap muka dengan teller. Tanpa layanan personal yang kuat, sulit membangun loyalitas jangka panjang.

Keamanan juga menjadi pekerjaan rumah. Risiko pencurian data dan penipuan selalu ada. CIMB Niaga sudah menyiapkan autentikasi ganda, biometrik, dan deteksi fraud. Tetapi yang menentukan tetap kecepatan merespons insiden serta edukasi nasabah secara berkelanjutan.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, menegaskan fokus bank pada inovasi dan customer centricity. “Transformasi ini menghadirkan layanan yang Simpler, Better and Faster, sembari mempertahankan sentuhan personal bagi nasabah,” ujarnya.

Saya melihat upaya CIMB Niaga ini menarik. Digitalisasi jelas menjadi ‘senjata’ utama menghadapi persaingan, tapi sentuhan personal tetap jadi kunci menjaga loyalitas.

Di usia 70 tahun, CIMB Niaga harus konsisten pada tiga hal. Inovasi yang tepat, teknologi yang seimbang dengan layanan personal, dan perluasan akses perbankan ke daerah. Jika dijalankan konsisten, CIMB Niaga punya peluang sejajar dengan raksasa bank-bank BUMN. Hadir bukan hanya sebagai penantang, tapi sebagai pilihan baru yang memberi warna dan kepercayaan dalam perbankan Indonesia. (*)

Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.
Pemimpin Redaksi Mediakaltim.com

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img