spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Cegah Penyakit Menular, Balai Karantina Kesehatan Pantau Ketat Jamaah Haji Balikpapan

BALIKPAPAN – Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan melakukan pengawasan ketat terhadap kepulangan jamaah haji asal Balikpapan untuk mengantisipasi potensi penyakit menular yang berisiko menjadi wabah, seperti COVID-19, MERS-CoV, dan penyakit infeksi lainnya.

Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Balikpapan, dr. Bangun Cahyo Utomo, mengatakan bahwa pihaknya telah mewajibkan seluruh jamaah mengisi SSHP (Satu Sehat Health Pass) sebelum kepulangan. Data tersebut akan dievaluasi sebelum kedatangan jamaah di tanah air.

“Setibanya di asrama haji, seluruh jamaah akan diperiksa dan dipetakan dalam tiga kategori, yaitu merah, kuning, dan hijau. Kami juga telah menyiapkan thermal scanner untuk memantau suhu tubuh serta VTM (Viral Transport Medium) untuk pengambilan swab jika ditemukan gejala mencurigakan,” ujarnya, Senin (16/6/2025) saat menerima 360 orang jamaah haji asal Embarkasi Haji Balikpapan.

Lebih lanjut Bangun menjelaskan, hingga mendarat di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan belum ditemukan adanya indikasi penyakit menular serius, dan ini pun berdasarkan laporan dari dalam pesawat.

“Alhamdulillah kondisi jamaah sehat. Hanya ada 9 jamaah yang perlu pengawasan lebih lanjut, karena faktor usia dan ada yang baru selesai dirawat dari Arab Saudi. Tapi tidak ditemukan gejala penyakit menular itu,” jelasnya.

Baca Juga:   20 Ribu Liter Minyakita Masuk Gudang Bulog, Ramadan Stok Minyak Aman

Jika nantinya ditemukan gejala mencurigakan seperti batuk, pilek, atau demam tinggi pada ratusan orang jamaah haji, akan langsung dilakukan pemeriksaan lebih lanjutan.

“Kami akan masukkan ke dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon). Swab akan diambil dan dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk memastikan apakah terinfeksi COVID-19 atau bukan,” tambah Bangun.

Bagi jamaah yang terdeteksi gejala ringan akan dianjurkan melakukan isolasi mandiri, sedangkan yang mengalami gejala berat akan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat untuk perawatan.

“Pemantauan berlangsung selama 21 hari pasca kepulangan ini. Kami sudah menyiapkan sistem E-KKJH dan SISKOHATKES untuk memantau kesehatan jamaah. Petugas dari Puskesmas juga akan memantau secara langsung melalui sistem digital ini,” tutupnya.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari kewaspadaan dan pengendalian penyakit menular yang berpotensi menyebar di lingkungan masyarakat usai musim haji.

Penulis: Aprianto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img