BALIKPAPAN – Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan harus melakukan penyesuaian besar terhadap sejumlah program kerja menyusul adanya pemangkasan anggaran pada tahun 2026. Pemangkasan tersebut berdampak langsung pada sejumlah program strategis, terutama proyek revitalisasi pasar rakyat, pembangunan fasilitas perdagangan, serta penguatan pengawasan distribusi bahan kebutuhan pokok.
Kepala Disdag Balikpapan, Haemusri Umar, mengatakan bahwa dari total alokasi semula, instansinya hanya menerima sekitar 34 persen dari kebutuhan anggaran penuh. Beberapa rencana peningkatan sarana dan infrastruktur pasar pun harus ditunda hingga kondisi keuangan daerah kembali memungkinkan.
“Dengan kondisi ini, otomatis beberapa kegiatan fisik harus ditunda pelaksanaannya. Dari seratus persen anggaran yang diajukan, hanya sekitar tiga puluh empat persen yang bisa direalisasikan di tahun depan,” jelas Haemusri saat ditemui di Kantor Wali Kota Balikpapan, Kamis (13/11/2025).
Lebih lanjut Haemusri menjelaskan, bahwa program prioritas tetap menjadi fokus utama, sesuai arahan Wali Kota Balikpapan. Pihaknya akan mengarahkan sumber daya yang tersisa untuk menjaga stabilitas harga serta memastikan ketersediaan bahan pokok dan energi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
“Walaupun anggaran terbatas, kegiatan pengawasan distribusi barang pokok dan energi tetap harus berjalan. Ini bagian dari tanggung jawab kami untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya menjelang akhir tahun,” jelasnya.
Untuk itu, Disdag terus memperkuat koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri atas Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Perum Bulog. Berdasarkan laporan terakhir, ketersediaan beras di Balikpapan tergolong aman hingga Februari 2026, dengan cadangan mencapai sekitar 4.000 ton.
Selain beras, Disdag juga fokus memantau pasokan LPG 3 kilogram, yang merupakan kebutuhan pokok bagi rumah tangga berpenghasilan rendah.
“LPG subsidi ini kita awasi ketat. Sesuai ketentuan, hanya untuk masyarakat miskin, nelayan, pengemudi angkutan umum, dan pelaku usaha mikro. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pertamina agar distribusinya tepat sasaran,” tambah Haemusri.
Sementara itu, untuk pasokan BBM di wilayah Balikpapan dan sekitarnya, kondisi dilaporkan tetap stabil. “Informasi dari Pertamina menunjukkan bahwa stok BBM di Balikpapan dan Kalimantan Timur cukup aman,” tegasnya.
Haemusri memastikan bahwa di tengah keterbatasan fiskal, Dinas Perdagangan Kota Balikpapan tetap berkomitmen menjaga kestabilan harga serta menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan energi bagi masyarakat.
“Yang terpenting, roda ekonomi tetap berjalan dan kebutuhan masyarakat terpenuhi,” tutupnya.
Penulis: Aprianto




