BALIKPAPAN – Masalah air bersih dan pengelolaan sampah menjadi dua persoalan utama yang dikeluhkan warga dalam kegiatan reses Anggota Komisi I DPRD Kota Balikpapan, Iwan Wahyudi, di Kelurahan Gunung Samarinda, Kecamatan Balikpapan Utara, Selasa (21/10/2025).
Reses yang berlangsung di salah satu rumah warga itu dihadiri perwakilan dari RT 1, RT 2, dan RT 3. Dalam pertemuan tersebut, warga menyoroti krisis air bersih yang sudah berlangsung cukup lama. Sedikitnya 14 kepala keluarga (KK) di wilayah itu mengaku tidak mendapatkan aliran air selama berbulan-bulan.
“Sudah hampir dua bulan air tidak mengalir. Kami terpaksa beli air galon atau ambil dari rumah saudara yang agak jauh,” ujar Suharto, warga RT 1 Gunung Samarinda.
Menanggapi keluhan tersebut, Iwan Wahyudi memastikan telah berkoordinasi dengan Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB). “Masalah utama yang disampaikan warga adalah ketiadaan air bersih. Sekitar 14 KK di Gunung Samarinda mengalami kesulitan air. Kami sudah minta PTMB untuk segera turun melakukan pengecekan dan mencari solusi teknis,” ujarnya.
Untuk mempercepat penanganan, Iwan turut menghadirkan perwakilan PTMB dalam kegiatan reses agar langkah teknis seperti rekayasa saluran atau optimalisasi jaringan bisa segera dilakukan.
Selain persoalan air, warga juga menyoroti lambatnya pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) di lingkungan mereka. Kondisi ini membuat bau tidak sedap sering menyebar hingga ke permukiman, terutama saat musim hujan.
“Sampah kadang dua hari baru diangkut. Kalau hujan, baunya luar biasa. Kami sudah lapor beberapa kali, tapi belum ada perubahan,” keluh Nuraini, warga RT 3.
Iwan menegaskan bahwa aspirasi tersebut akan segera disampaikan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar jadwal pengangkutan lebih disiplin dan teratur. “Warga meminta DLH lebih tertib, karena dampaknya langsung dirasakan. Selain itu, mereka juga ingin ada sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan,” tegasnya.
Menurut Iwan, kesadaran masyarakat dan ketegasan pemerintah harus berjalan beriringan. “Kalau semua tertib, TPS bisa bersih dan tidak menimbulkan masalah baru,” tambahnya.
Iwan memastikan seluruh masukan masyarakat akan diperjuangkan dalam pembahasan bersama pemerintah kota dan instansi terkait. Ia menekankan, reses bukan sekadar seremonial, tetapi wadah untuk mendengar langsung dan menindaklanjuti kebutuhan warga.
“Reses ini bukan hanya formalitas. Ini kesempatan bagi kami untuk benar-benar memahami persoalan di lapangan dan memperjuangkannya,” tutupnya.
Penulis: Aprianto