BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) mengajak masyarakat untuk kembali menghidupkan budaya saling mengenal antarwarga. Pasalnya, kedekatan sosial menjadi kunci utama menjaga keamanan dan keharmonisan lingkungan ditengah derasnya arus digitalisasi.
Kepala Kesbangpol Kota Balikpapan, Sutadi, mengatakan bahwa ditengah derasnya arus digitalisasi masyarakat semakin terhubung dengan layar gadget, tetapi sering kali justru semakin jauh dari tetangga sendiri.
“Sekarang kita kalau tidak saling kenal, bagaimana kita bisa peduli dan menjaga satu sama lain. Yang ada malah saling berjauhan,” ujarnya, Kamis (4/9/2025).
Lebih lanjut Sutadi menjelaskan, perkembangan teknologi tidak boleh membuat masyarakat kehilangan tradisi sosial yang sudah lama menjadi kekuatan bangsa. Rasa peduli, katanya, harus dipupuk melalui kegiatan sederhana yang bisa mempererat hubungan antarwarga, bukan sekadar forum formal.
“Ngobrol santai, arisan RT, ronda malam, sampai kerja bakti itu sebenarnya cara efektif untuk membangun solidaritas. Jangan anggap remeh, karena dari kebiasaan itulah muncul rasa saling percaya dan tanggung jawab bersama,” jelasnya.
Kepa Kesbangpol Kota Balikpapan ini juga menambahkan, peran organisasi masyarakat (Ormas) sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi interaksi sosial. Salah satunya Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang hadir untuk mendorong keterlibatan warga sekaligus mencegah kerawanan sosial.
“Gangguan sosial itu sering muncul bukan karena perbedaan. Penyebab utamanya justru karena koneksi antarwarga terputus. Kalau komunikasi tidak jalan, kecil masalah bisa jadi besar. Makanya perlu ada fasilitator,” tambahnya.
Menurut Sutadi, langkah awal membangun keharmonisan sebenarnya sangat sederhana, bahkan bisa dimulai dari sapaan kecil antarwarga. “Sapa tetangga ketika bertemu, bantu kalau ada yang kesulitan, dan ikut peduli pada kebersihan lingkungan. Itu sederhana, tapi dampaknya luar biasa untuk menjaga harmoni,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Peran warga, Ketua RT, dan tokoh masyarakat sangat penting dalam menghidupkan kembali rasa kebersamaan. “Kesbangpol bisa mendorong, tapi ujung tombaknya tetap di warga. Harmoni itu tercipta kalau semua mau berperan. Jangan sampai di tengah modernisasi seperti ini rasa kebersamaan hilang karena kesibukan masing-masing,” tutupnya.
Penulis: Aprianto