BALIKPAPAN – Sektor pertanian Indonesia mencetak sejarah baru pada triwulan I tahun 2025. Kementerian Pertanian mencatat lonjakan signifikan produksi padi dan jagung yang masing-masing naik 51,45% dan 39,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa pencapaian ini menjadikan sektor pertanian sebagai penyumbang pertumbuhan tertinggi dibanding sektor lainnya, termasuk perdagangan dan industri pengolahan, dengan laju pertumbuhan mencapai 10,52%.
“Ini merupakan tonggak sejarah bagi sektor pertanian. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa pertanian tetap menjadi fondasi utama perekonomian nasional, pilar ketahanan pangan, dan penyerap tenaga kerja terbesar dengan kontribusi 28,5% dari total tenaga kerja nasional,” ujarnya saat Menteri Rakor Ketahanan Pangan di Makodam VI/Mulawarman, Kamis (8/5/2025).
Lebih lanjut Amran menjelaskan, tidak hanya produksi yang meningkat, cadangan beras pemerintah juga menembus rekor tertinggi dalam 23 tahun terakhir, mencapai 3,5 juta ton. Sementara serapan beras nasional dalam empat bulan pertama 2025 telah mencapai 1,7 juta ton, jauh melampaui rata-rata tahunan dalam satu dekade terakhir yang hanya 1,2 juta ton.
“Semua beras ini berasal dari hasil panen petani lokal, tanpa impor. Ini pencapaian luar biasa yang menegaskan kekuatan swasembada pangan nasional,” jelasnya.
Laporan Rice Outlook April 2025 dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) juga mengonfirmasi, Indonesia menjadi negara dengan produksi beras tertinggi di ASEAN, mengungguli Vietnam dan Thailand. Produksi diproyeksikan mencapai 34,6 juta ton pada musim tanam 2024/2025, meningkat 600 ribu ton dari proyeksi sebelumnya.
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi intensifikasi melalui Optimalisasi Lahan (OPLAH), ekstensifikasi lewat program cetak sawah, dan modernisasi pertanian dengan alat dan mesin pertanian (alsintan). Ratusan unit alsintan telah disalurkan ke berbagai daerah termasuk Kalimantan Timur, mencakup traktor, pompa air, dan mesin tanam padi.
“Modernisasi ini juga melibatkan petani muda melalui program Brigade Pangan. Kita dorong regenerasi petani, agar generasi muda melihat pertanian sebagai sektor masa depan, bukan masa lalu,” tambah Amran Sulaiman.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian juga menegaskan pentingnya peran penyuluh pertanian sebagai ujung tombak di lapangan. Melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2025, Presiden RI menginstruksikan pengalihan penyuluh dari Pemda ke pusat untuk memperkuat pengawalan program strategis seperti OPLAH, LTT, serapan gabah, hingga Brigade Pangan.
“Saya titipkan kepada para penyuluh, kalian garda terdepan. Kawal petani kita dalam segala aspek, dari pupuk, benih, alsintan, hingga asuransi pertanian,” tegasnya.
Menteri Pertanian juga memberikan perhatian khusus kepada Provinsi Kalimantan Timur yang dinilai memegang peran vital dalam peta pangan nasional, terlebih dengan posisinya sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kalimantan Timur harus jadi salah satu lumbung pangan nasional. Kita dorong langkah-langkah progresif dan kolaboratif, karena swasembada pangan bukan hanya soal produksi, tapi juga kedaulatan dan keberlanjutan,” tutupnya
Penulis: Aprianto