spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Natal dan Tahun Baru, Kaltim Diprediksi Diguyur Hujan Lebat

BALIKPAPAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Balikpapan memprediksikan memasuki periode Natal tahun 2024 dan Tahun Baru 2025, Kaltim pada umumnya dan Kota Balikpapan pada khususnya akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi.

Kepala BMKG Kota Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto mengatakan, normalnya curah hujan terjadi berkisar di 50-100 milimeter, namun memasuki akhir tahun berkisar di 300-400 milimeter.

“Kondisi ini tidak hanya di periode Natal dan Tahun baru, namun berlanjut hingga April tahun depan, dalam hal ini pada awal tahun 2025 merupakan puncak pertama musim hujan dan April puncak ke dua,” ujarnya, Rabu (11/12).

Lebih lanjut Kukuh Ribudiyanto menjelaskan, pada bulan Desember ini sudah memasuki musim penghujan, kondisi tersebut disebabkan adanya siklus La Nina, yakni anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.

“Sehingga sejumlah wilayah di Indonesia termasuk Kaltim cuaca lebih dingin serta curah hujan meningkat,” jelasnya.

Baca Juga:   Inilah Daftar 45 Calon Legislatif yang Akan Duduk di DPRD Kota Balikpapan

Meskipun curah hujan tinggi namun Kukuh menegaskan bahwa potensi angin kencang serta hujan yang disertai petir menurun pada periode tersebut. “Hujan petir dan angin kencang yang terjadi pada Oktober lalu berkurang mulai bulan ini,” tegasnya.

Kukuh mengingatkan warga terutama yang di kawasan pesisir agar mewaspadai banjir rob mengingat saat periode tersebut kondisi air sedang pasang serta gelombang terkadang tinggi. Begitupun untuk yang di pesisir sungai, menurut Kukuh curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan sungai meluap.

“Potensi bencana itu ada, terutama yang di pesisir pantai seperti banjir rob, dan untuk di Balikpapan mengingat wilayahnya berbukit yang perlu diwaspadai tanah longsor. Yang di sekitaran Sungai Mahakam, di sana ada Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar) Mahakam Hulu (Mahulu), dan lainnya,” tambahnya.

Oleh sebab itu, selain menghimbau kepada masyarakat, BMKG juga menghimbau kepada pemerintah agar lebih perhatian akan potensi bencana tersebut.

Penulis: Aprianto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img