spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Virus LSD Merebak, Kaltim Masih Stop Lalu Lintas Sapi dari Jawa

BALIKPAPAN – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menimpa hewan ternak sapi belum juga usai. Kini, muncul lagi wabah baru yaitu virus Lumpy Skin Disease (LSD) di Pulau Jawa. Kondisi ini membuat Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim memperpanjang penutupan jalur pengiriman sapi dari Pulau Jawa.

“Kita mengantisipasi virus LSD ini masuk ke Kaltim, karena di Jawa sudah banyak sapi yang terjangkit,” ujar Dr Maulana, Fungsional Medik Veteriner DPKH Kaltim, Senin (30/1/2023).

Selain itu, Maulana menjelaskan alasan lainnya karena Kaltim belum melaksanakan vaksinasi LSD. Hal ini membuat risiko sapi terserang LSD sangat besar.

Meski begitu, untuk memenuhi kebutuhan peternak, Kaltim telah membuka jalur pemasukan sapi dari Sulawesi. Selama wabah PMK, Kaltim hanya bergantung pada Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memenuhi kebutuhan sapi.

“Sulawesi sudah dibuka. Namun semua syaratnya harus dipenuhi seperti kewajiban sudah vaksin PMK, karantina 14 hari dan uji RBT (Rose Bengal Test),” kata Maulana.

Uji RBT ini dilakukan untuk memastikan sapi terbebas dari penyakit brucellosis yang menyebabkan gangguan pada reproduksi. Sapi yang hendak dikirim juga harus melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan tidak terjangkit PMK.

Baca Juga:   Dinkes Balikpapan Gencarkan Penyelidikan Epidemiologi Wilayah Penderita DBD

DPKH Kaltim telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh dinas peternakan kota/kabupaten di Kaltim pada 25 Januari 2023 tentang Pengendalian Lalu Lintas Hewan Rentan Penyakit Mulut dan Kuku.

Dalam surat edaran ini dijelaskan bahwa Kaltim telah membuka jalur pemasukan sapi, kerbau, dan kambing dari Sulawesi. Hanya saja untuk daerah Kutim, Berau dan Mahakam Ulu (Mahulu) tidak boleh memasukkan sapi karena masih berstatus zona kuning.

Kabar ini disambut baik oleh peternak sapi di Kaltim. Mengingat mereka membutuhkan sapi untuk dipotong ataupun dipelihara untuk dijual saat qurban. “Alhamdulillah, saya memang menunggu jalur pengiriman sapi dari Sulawesi dibuka, karena kualitas bibitnya jauh lebih baik dari sapi Kupang yang selama ini diperbolehkan masuk ke Kaltim,” ujar Heri, peternak asal Balikpapan. (bdu)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img