spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Peringati Hari Raya Siwaratri, Personil Hindu Polda Kaltim Laksanakan Persembahyangan

BALIKPAPAN – Puluhan anggota Polda Kaltim yang terdiri dari Intel polda, Reskrim, Samapta Polda, Sat Brimob serta Polresta Balikpapan beragama Hindu melaksanakan persembahyangan bersama dalam rangka Hari Raya Siwalatri, yang jatuh pada Jumat 20 Januari 2022.

Persembahyangan yang dilaksanakan di Pura Giri Jayanatha, Jalan Hendriawan Sie Gunung Sari, Balikpapan Kota ini dimulai sekitar pukul 10.00 WITA, di pimpin oleh Pinandita Ketut Wirata.

Selain sekitar 50 personel Polda Kaltim dan jajaran, turut hadir pula Ketua Binroh Hindu Polda Kaltim AKBP Made Subudi, Kasubdit Dokpol Polda Kaltim AKBP dr. Gusti Dharma, Ahlimadya Rs. Bhayangkara AKBP dr. Made Suanda, Kasubdit Wabprof Bidpropam Polda Kaltim AKBP I Nyoman Suantara.

Setelah persembahyangan di berikan arahan oleh Ketua Binroh Polda Kaltim dengan Tema Lubdaka. Lubdaka adalah seorang pemburu binatang yang memakan dan menjual daging hasil buruannya untuk menafkahi keluarganya.

“Suatu hari saat sedang berburu ia tidak memperoleh seekor pun binatang. Tanpa pantang menyerah ia terus berburu hingga ke tengah hutan, sampai larut malam,” ujar AKBP Made Subudi.

Baca Juga:   PPDB Balikpapan Tahun Ajaran 2023-2024 Dilakukan Secara Online

Lebih lanjut ia menjelaskan, ketakutan terhadap binatang buas membuatnya memanjat pohon bilwa untuk tempat tidurnya. Dibawah pohon bilwa terdapat air telaga yang jernih, dengan sebuah Lingga. Lubdaka pun memanjat pohon itu.

“Meskipun ia sangat mengantuk ia tidak berani tidur karena takut terjatuh dan dimakan binatang buas, untuk menghilangkan rasa mengantuknya ia memetik daun-daun pohon bilwa dan menjatuhkannya ke bawah, sehingga mengenai Lingga yang ada di bawahnya,” jelasnya.

Lubdaka sendiri tidak menyadari bahwa malam itu adalah malam Siwaratri, dimana Dewa Siwa tengah melakukan yoga.

Ketika ia sedang memetik daun bilwa, ia teringat dengan masa lalunya yang selalu memburu semua binatang. Lubdaka mulai menyesali segala perbuatan jahat yang pernah dilakukannya sepanjang hidup. Di atas pohon bilwa itu, hatinya bertekad untuk berhenti bekerja sebagai pemburu. Waktu terasa sangat cepat, ia terus membayangkan masa lalunya hingga matahari terbit. Karena sudah pagi, ia berkemas-kemas pulang ke rumahnya.

“Sejak hari itu, Lubdaka beralih pekerjaan sebagai petani. Waktu berjalan, akhirnya Lubdaka meninggal dunia di usia tua. Roh Lubdaka, setelah lepas dari jasadnya, bingung tak tahu harus ke mana. Para Cikrabala (Pasukan Neraka) kemudian datang hendak membawanya ke Neraka. Di saat itulah, Dewa Siwa datang mencegah pasukan Cikrabala. Pasukan Cikrabala beranggapan, roh Lubdaka harus dibawa ke neraka. Ini disebabkan, semasa ia hidup, ia kerap membunuh binatang yang seharusnya tidak dibunuh,” tambahnya.

Baca Juga:   Menko Polhukam Minta KPK Tindaklanjuti Dugaan Pungli di Rutan KPK

Namun Dewa Siwa berkata lain, Beliau mengatakan bahwa, walaupun Lubdaka kerap membunuh binatang, tapi pada suatu saat di malam Siwaratri, Lubdaka begadang semalam suntuk dan menyesali dosa-dosanya di masa lalu. Sehingga, roh Lubdaka berhak mendapatkan pengampunan. “Akhirnya, roh Lubdaka dibawa ke Siwa Loka,” tutupnya.

Sekitar pukul 11.45 WITA giat persembahyangan bersama ini pun selesai dengan situasi aman dan kondusif. (Bom)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img