BALIKPAPAN – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bisnis Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) resmi mencatat prestasi nasional yang menjadi tonggak sejarah baru bagi kampus vokasi tersebut. Untuk pertama kalinya, organisasi kemahasiswaan Poltekba berhasil lolos sebagai peserta Abdidaya PPK Ormawa 2025, ajang penghargaan tertinggi tingkat nasional untuk program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Tidak hanya itu, HMJ Bisnis Poltekba menjadi satu-satunya organisasi kemahasiswaan dari Kalimantan Timur yang masuk sebagai peserta Abdidaya tahun ini. Prestasi tersebut sekaligus menempatkan Poltekba sejajar dengan jajaran perguruan tinggi nasional yang konsisten mendorong inovasi berbasis pemberdayaan masyarakat.
Program yang diusung HMJ Bisnis mengusung judul “Strategi Inovatif dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pedalaman Balikpapan melalui Teknologi Filtrasi Air Bersih Berteknologi Multi-Lapisan.” Program ini dilaksanakan selama 5 bulan, mulai Juli hingga November 2025, dengan lokasi pengabdian berada di Kilometer 24, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara.

Menurut Rara Setiawati, salah satu anggota inti HMJ Bisnis, ide program berangkat dari realitas yang mereka temukan langsung di lapangan. Warga di KM 24 diketahui mengalami kesulitan mendapatkan air bersih akibat tingginya kadar zat besi dan buruknya kualitas sumber air yang digunakan sehari-hari.
“Dari kondisi itu, banyak muncul penyakit musiman seperti diare dan penyakit kulit. Kami melihat masalah ini bukan hanya soal sanitasi, tetapi berkaitan langsung dengan kualitas hidup warga. Dari sanalah kami merasa perlu membuat program yang tidak hanya memberikan alat, tetapi juga solusi jangka panjang,” ujar Rara, Minggu (23/11/2025).
Program ini dipimpin oleh Ketua Pelaksana Muhammad Fathur Rosyid dengan Dosen Pendamping Ferdy Novri, S.Si., M.M. Sepuluh anggota inti HMJ Bisnis terlibat penuh dalam pelaksanaan program, ditambah dukungan seluruh anggota ormawa sebagai relawan di setiap kegiatan.
Melalui program ini, Rara menjelaskan hahwa tim HMJ Bisnis berhasil menciptakan alat filtrasi air bersih berteknologi multi-lapisan yang dapat menghasilkan air layak MCK hingga layak minum. Tidak hanya menyediakan alat, mereka juga mengedukasi warga melalui pelatihan pentingnya kebersihan air, sanitasi, dan pola hidup sehat.

“Hasilnya, masyarakat KM 24 kini memiliki akses air bersih yang lebih aman, sekaligus pemahaman baru dalam menjaga sanitasi lingkungan. Lebih jauh, program ini melahirkan Kelompok Pengelola Air Desa yang telah dibekali pelatihan untuk memastikan keberlanjutan fasilitas filtrasi yang telah dibangun,” jelasnya.
Prestasi besar lainnya yakni keberhasilan HMJ Bisnis Poltekba lolos pendanaan PPK Ormawa tingkat nasional. Di Kalimantan Timur, hanya dua kampus yang meraih pendanaan tersebut, yakni Poltekba dan Polnes.
“Kami bangga menjadi organisasi kemahasiswaan pertama dari Poltekba yang mencapai prestasi ini. Lebih membanggakan lagi, kami satu-satunya dari Kaltim yang berhasil menjadi peserta Abdidaya 2025,” tambah Rara.
Ajang Abdidaya 2025 rencananya akan digelar pada 4–7 Desember di Universitas Muhammadiyah Malang. Delegasi HMJ Bisnis Poltekba akan hadir membawa dampak kerja mereka di lapangan sebagai bukti nyata kontribusi mahasiswa daerah terhadap masyarakat.
Rara menyatakan, pihaknya kini menargetkan agar program ini tidak berhenti pada pemberian fasilitas filtrasi semata. Mereka ingin menjadikan fasilitas ini sebagai dasar pengembangan ekonomi warga.
“Setelah penghargaan ini, kami ingin memastikan keberlanjutan program melalui kelompok pengelola yang sudah dibentuk. Kami juga punya harapan agar fasilitas tersebut berkembang menjadi produk air minum lokal berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Dengan memanfaatkan identitas lokal desa KM 24, harapannya air bersih hasil filtrasi dapat menjadi produk bernilai ekonomi, membuka lapangan usaha kecil, dan memperkuat kesejahteraan warga.
Prestasi HMJ Bisnis Poltekba ini menjadi bukti bahwa inovasi mahasiswa daerah mampu memberikan perubahan nyata. Bukan hanya soal penghargaan, tetapi bagaimana ilmu dan teknologi dapat diturunkan menjadi solusi yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pedalaman.
Penulis: Aprianto




