BALIKPAPAN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan terus melakukan pembenahan terhadap pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) agar berjalan lebih efektif, terukur, dan memberi manfaat nyata bagi peserta didik di semua jenjang pendidikan.
Kepala Disdikbud Balikpapan, Irfan Taufik, menegaskan komitmen tersebut dalam forum evaluasi dan koordinasi lintas sektor yang digelar pada Selasa (11/11/2025) kemarin. Dalam kesempatan itu, Irfan memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh penyedia makanan yang setiap hari menyiapkan ribuan porsi untuk siswa di ratusan sekolah. Menurutnya, pekerjaan ini bukan hal sederhana, melainkan tanggung jawab besar yang memerlukan ketelitian dan komitmen tinggi.
“Para penyedia bekerja di bawah tekanan waktu agar anak-anak kita mendapat makanan yang sehat, bergizi, dan aman. Prosesnya bahkan lebih rumit dibanding menyiapkan hidangan untuk pesta besar,” ujarnya.
Untuk memperkuat pelaksanaan program, Disdikbud telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG mulai dari tingkat kota hingga sekolah. Satgas ini bertugas memastikan koordinasi berjalan lancar, mulai dari pengadaan bahan, distribusi, hingga evaluasi hasil.
“Saat ini, sebanyak 520 satuan pendidikan telah siap menjalankan program, lengkap dengan data by name by address dari 521 sekolah untuk menentukan lokasi Satuan Penyedia Porsi Gizi (SPPG),” jelasnya.
Namun demikian, sejumlah kendala masih ditemui di lapangan. Beberapa SPPG melayani sekolah lintas jenjang—PAUD, SD, hingga SMP—yang memiliki jadwal istirahat berbeda, sehingga sering terjadi keterlambatan pengantaran makanan. Di sekolah besar, pembagian porsi pun bisa memakan waktu hingga satu jam. Disdikbud juga mencatat munculnya kejenuhan siswa akibat menu yang monoton.
“Kami terus memperkaya variasi menu, menambah lauk dan buah segar agar anak-anak tidak bosan,” tambah Irfan.
Untuk meningkatkan efektivitas, pihaknya mengusulkan beberapa langkah strategis, seperti pembangunan terminal conference di sekolah untuk penyimpanan ompreng yang higienis dan terjaga suhunya, serta pelatihan bagi 2.008 petugas kantin agar dapat berpartisipasi aktif dalam program MBG. Selain itu, pengembangan aplikasi nasional terintegrasi oleh Badan Gizi Nasional juga tengah disiapkan guna memantau pelaksanaan secara real-time.
Berdasarkan data, program MBG telah menjangkau 142 ribu siswa dari jenjang PAUD hingga SMA, serta 8.063 peserta pendidikan non-formal. Meski capaian penyerapan masih bervariasi—PAUD 4,3%, SD 17,8%, dan SMP 28,6%—Disdikbud optimistis angka tersebut akan terus meningkat seiring perbaikan sistem.
“Program MBG bukan sekadar memberikan makanan gratis, tapi bentuk investasi jangka panjang untuk menyiapkan generasi Balikpapan yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi,” tutupnya.
Penulis: Aprianto




