spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perhimpunan Bawe Paser Balikpapan Gelar Aksi Sosial Cegah Stunting di Kampung Atas Air

BALIKPAPAN — Dalam upaya memperkuat peran sosial masyarakat dan mendukung generasi sehat Indonesia, Perhimpunan Bawe Paser Balikpapan menggelar kegiatan tanggap sosial bertajuk Pengendalian dan Pencegahan Stunting untuk Anak Indonesia, Jumat (7/11/2025).

Kegiatan berlangsung di Gazebo Kampung Atas Air, Kelurahan Margasari, Balikpapan Barat, dengan menggandeng Dinas Kesehatan Kota Balikpapan melalui Puskesmas Margasari, Bunda PAUD Kelurahan, serta kader PKK.

Acara ini turut dihadiri Pembina Perhimpunan Bawe Paser Balikpapan, Nurlena Rahmad Mas’ud, Sekretaris Lembaga Adat Paser Balikpapan, Ahmad Nur, Ketua Perhimpunan, Rasimah, Lurah Margasari beserta jajarannya, serta Kepala Puskesmas Margasari, Suliani Panca Winasih. Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan kuatnya kolaborasi lintas sektor dalam menekan angka stunting di kota minyak tersebut.

Sebagai bagian dari aksi sosial, Perhimpunan Bawe Paser membagikan makanan sehat bagi anak-anak, seperti olahan ikan, telur, nugget, puding, serta kacang hijau. Selain itu, bantuan perlengkapan makan, minum, dan alat tulis juga diberikan secara simbolis kepada anak-anak PAUD Cempaka II RT 4 Margasari.

Dalam sambutannya, Nurlena Rahmad Mas’ud, mengatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak, tetapi juga sebagai langkah nyata memperkenalkan eksistensi Perhimpunan Bawe Paser di tengah masyarakat. Ia menyoroti pentingnya peran semua pihak dalam menurunkan angka stunting, mengingat data nasional menunjukkan prevalensi sekitar 20 persen, sementara Kalimantan Timur masih di angka 23 persen.

Baca Juga:   Teras Samarinda untuk MTQ

“Masalah stunting adalah tanggung jawab bersama. Kita ingin agar anak-anak tumbuh sehat dan cerdas, karena mereka adalah generasi penerus bangsa,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nurlena yang juga Ketua TP PKK Kota Balikpapan mengingatkan pentingnya edukasi gizi bagi keluarga, terutama di kawasan pesisir. Menurutnya, pemahaman tentang pola makan bergizi seimbang adalah investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia.

“Di era digital, orang tua bisa dengan mudah belajar tentang makanan bergizi dari berbagai sumber. Gunakan itu untuk memperkaya wawasan dan memastikan anak-anak kita mendapat asupan terbaik,” jelasnya.

Menariknya, dalam sesi interaktif, beberapa orang tua menunjukkan pemahaman cukup baik tentang stunting. Seperti disampaikan Noni, warga RT 4 Kampung Atas Air, yang menyebutkan bahwa tanda-tanda stunting dapat dilihat dari berat dan tinggi anak yang tidak sesuai dengan usianya.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata bahwa sinergi antara komunitas, pemerintah, dan masyarakat mampu menciptakan langkah kecil namun berdampak besar bagi masa depan anak-anak Balikpapan.

Penulis: Aprianto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img