spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pagi di Jembatan Mahakam: Antara Lari, Ponton, dan Rasa Cemas

MINGGU pagi (12/10) tadi, saya dan istri jogging di sekitar Jembatan Mahakam. Biasanya saya melintasi jembatan ini dengan kendaraan, tapi kali ini saya ingin mencobanya dengan berjalan kaki.

Rute saya mulai dari Harris Hotel Samarinda, melewati Jembatan Mahakam I, lalu memutar lewat Jalan Cipto Mangunkusumo, menyeberang lagi di Jembatan Mahakam I, dan kembali ke arah Mahakam Square. Di kawasan pertokoan ini saya berputar, kemudian kembali ke Harris Hotel Samarinda.

Baru beberapa menit berjalan menyeberangi jembatan, saya merasakan getaran di lantai baja ketika sebuah ponton bermuatan batu bara lewat persis di bawah. Dari jarak itu, terlihat jelas bagaimana arus sungai mendorong kapal besar mendekati pilar jembatan. Getarannya cukup kuat sampai saya sempat khawatir. Beberapa menit kemudian, getaran serupa kembali terasa ketika ponton berikutnya melintas. Pagi tadi pergerakan ponton di Sungai Mahakam cukup padat, bergiliran melintas satu per satu.

Jembatan Mahakam di pagi hari dengan aktivitas pelayaran batu bara. (Foto: Agus Susanto/Mediakaltim.com)
Bagian pilar Jembatan Mahakam yang sering menjadi titik rawan tabrakan ponton. (Foto: Agus Susanto/Mediakaltim.com)

Pemandangan ini membuat saya teringat beberapa pemberitaan yang ditulis wartawan Media Kaltim dalam beberapa bulan terakhir tentang seringnya Jembatan Mahakam I ditabrak ponton.

Baca Juga:   Sidrap ke Bontang? Agus Haris Yakin 99,9 Persen!

Dalam catatan berita tersebut, pada 16 Februari 2025 sebuah ponton bermuatan kayu sengon menabrak pilar ke-3. Kemudian pada 26 April 2025, ponton bermuatan batu bara kembali menghantam pilar ke-4 setelah tali penariknya putus. Insiden itu menambah panjang daftar tabrakan ponton terhadap Jembatan Mahakam yang kini sudah terjadi sebanyak 23 kali.

Kerusakan umumnya terjadi di bagian fender atau pelindung pilar, yang memang berfungsi menahan benturan. Di sisi atas jembatan, saya juga memperhatikan beberapa kerusakan fisik. Pagar pembatas yang bengkok, jaringan kabel yang semrawut, serta sejumlah titik pada struktur jembatan yang tampak tidak terawat.

Rangkaian kejadian dan kondisi tersebut menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan pelayaran, sekaligus perawatan rutin terhadap infrastruktur Jembatan Mahakam.

Peserta Apotek K-24 Fun Run Samarinda 5K melintas di Jembatan Mahakam. (Foto: Agus Susanto/Mediakaltim.com)
Jalur pejalan kaki di sisi Jembatan Mahakam. (Foto: Agus Susanto/Mediakaltim.com)

Perjalanan berlanjut ke arah Jalan Cipto Mangunkusumo. Di sisi Bawah Jembatan Mahakam II, saya melihat banyak poster dan selebaran ditempel di batang pohon. Mulai iklan kerja hingga penawaran kredit. Hal-hal seperti ini sering dianggap sepele. Padahal jelas merusak pemandangan dan mengotori ruang publik. Seharusnya segera ditertibkan.

Baca Juga:   Selambai Malam Hari: Akses Mudah, Pujasera Tertata, Wisata Menjanjikan

Tak jauh dari situ, ratusan pelari terlihat melintas di jalur utama. Rupanya pagi itu bersamaan dengan kegiatan Apotek K-24 Fun Run Samarinda 5K. Acara dimulai dari Taman Bebaya, melewati Jembatan Mahakam II, Jalan Cipto Mangunkusumo, Jembatan Mahakam I, Untung Suropati, hingga Jalan Slamet Riyadi. Para peserta tampak antusias menikmati suasana lari pagi dengan pemandangan jembatan di sisi kanan dan kiri.

Siluet pagi di Jembatan Mahakam saat matahari terbit. (Foto: Rini/Mediakaltim.com)

Saya juga melihat beberapa fotografer berada di titik-titik strategis mengambil gambar para pelari. Biasanya hasil foto mereka langsung diposting melalui aplikasi Fotoyu, dan peserta bisa menebusnya jika foto yang diambil dirasa cocok.

Saya menutup jogging di Harris Hotel Samarinda. Panas matahari mulai terasa, tapi pemandangan sepanjang rute cukup memberi gambaran jelas tentang Kota Samarinda. Jembatan yang sering ditabrak, sungai yang padat ponton batu bara, dan warga yang tetap semangat berolahraga. (*)

Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img