spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perubahan Lanskap di DAS Riko Manggar Ditengarai Penyebab Banjir di IKN Nusantara

BALIKPAPAN – Forest Watch Indonesia (FWI) menyoroti fenomena banjir yang menimpa kawasan IKN Nusantara. Dimana berdasarkan data yang di himpun sebanyak 33 konsesi perusahaan dengan total luas 110,3 ribu hektar telah mengubah lanskap hutan dan lahan di DAS Riko Manggar.

FWI menyimpulkan kejadian banjir di Sepaku sangat berkaitan erat dengan bagaimana pola penguasaan hutan dan lahan di DAS Riko Manggar. Di mana wilayah hulu DAS Riko Manggar berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang terletak di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara yang berada di KIPP IKN.

Juru Kampanye Hutan FWI, Agung mengatakan, wilayah hulu DAS ini dikuasai perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan luas 48 ribu hektare atau 44 persen di DAS Riko Manggar.

“Dari hasil analisis yang kami lakukan terdapat inkonsistensi pemanfaatan ruang dari aktifitas pembangunan yang sedang berlangsung saat ini,” ujarnya, Jumat (24/3/2023).

Lebih lanjut Agung menjelaskan, seluas 13 ribu hektar terjadi bukaan hutan dan lahan di Kawasan IKN sampai dengan bulan Mei 2022. Dan pada kurun waktu Mei 2022 sampai Desember 2022 terjadi bukaan hutan dan lahan dalam alokasi ruang Kawasan perlindungan setempat dan rimba Kota pada Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis IKN sekitar 604 hektare.

Baca Juga:   Si Jago Merah Melahap Satu Rumah di Baru Ulu, Balikpapan

“Padahal secara fungsi, pola ruang dibuat untuk konservasi air dan tanah, bukan menjadi pendorong terjadinya kerusakan lingkungan di IKN,” jelasnya.

Sementara itu, Pjs Direktur Eksekutif Walhi Kaltim, Fathur Roziqin menyimpulkan bahwa banjir di IKN Nusantara merupakan dampak ketimpangan penguasaan hutan dan lahan.

“Saya menilai pemerintah justru menjadi pihak yang menghambat penyelesaian konflik tenurial hingga dampak buruk dari kerusakan lingkungan seperti banjir yang baru-baru ini terjadi,” tegasnya. (Bom)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img