spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kaltim Butuh Lebih Banyak Wakil Seperti Hetifah

Jumat (12/9/2025) siang, dalam perjalanan dari Samarinda menuju Bontang, saya mendapat kabar dari Alfian, Tenaga Ahli Bu Hetifah. Ketua Komisi X DPR RI itu ternyata punya agenda di Hotel Equator Bontang untuk menghadiri pelatihan penguatan kapasitas UMKM.

Sayangnya, Bu Hetifah tidak bisa hadir langsung karena ada kegiatan bersamaan di Jakarta. Namun, beliau tetap menyempatkan diri menyapa peserta melalui Zoom.

Bagi saya, itu bukan hal sepele. Justru di situlah terlihat konsistensi: hadir meski terbatas, tetap menyapa meski dipisahkan jarak.

Dalam banyak kesempatan, Bu Hetifah selalu meminta agar setiap kegiatannya di Kaltim diinformasikan ke Media Kaltim. Saya tentu menyambut positif. Sebab di antara anggota DPR RI dari Dapil Kaltim, peran beliau untuk daerah ini sangat terasa. Dari memperjuangkan anggaran pusat hingga mendukung berbagai kegiatan besar di daerah. Kiprahnya nyata.

Karena itu, saya berharap suatu saat beliau bisa hadir langsung di Bontang, singgah ke kantor Media Kaltim, dan berdiskusi panjang tentang isu-isu penting. Termasuk soal pemangkasan dana transfer yang kini menjadi keresahan bersama.

Baca Juga:   Dari DPR RI hingga Kepala Daerah di Kaltim: Gaji Fantastis, Korupsi Jalan Terus
Media Kaltim menyerahkan cinderamata kepada staf Hetifah Sjaifudian saat kunjungan singkat di Bontang.
Momen akrab bersama staf Hetifah Sjaifudian, Diky Nugraha dan Siti Aminah, di kantor Media Kaltim Bontang.
Staf Hetifah Sjaifudian menyerahkan cinderamata balasan kepada Media Kaltim sebagai simbol silaturahmi.

Meski tak sempat hadir, Jumat malam itu Bu Hetifah tetap menitip pesan agar dua stafnya, Diky Nugraha dan Siti Aminah, singgah ke kantor kami sebelum melanjutkan perjalanan ke Samarinda.

Jujur, kedatangan mereka agak mengejutkan karena tanpa pemberitahuan sebelumnya. Tapi justru dari situ saya melihat perhatian Bu Hetifah. Komunikasi dengan masyarakat dan media lokal tetap dijaga, bahkan di tengah agenda padat dan kondisi kesehatan yang kurang fit. Hal seperti ini jarang saya temukan dari wakil rakyat lain.

Pertemuan singkat itu kami isi dengan obrolan ringan tentang agenda Bu Hetifah, termasuk program yang digelar sore harinya di Bontang. Kami juga bertukar cinderamata sebagai simbol silaturahmi. Saya menyerahkan bingkisan Media Kaltim, sementara staf Bu Hetifah juga membawa buah tangan untuk kami.

Setelah saya kirimkan beberapa foto momen tersebut lewat WhatsApp, Bu Hetifah langsung merespons dengan ucapan terima kasih dan menyatakan harapannya agar ada kolaborasi event berikutnya bersama Media Kaltim.

Dalam sambutan daringnya di Hotel Equator, Bu Hetifah menegaskan UMKM adalah tulang punggung perekonomian lokal. Ia menekankan bahwa Bontang bukan hanya kota industri, tetapi juga punya potensi besar di bidang kuliner, produk kreatif, dan kerajinan tangan.

Baca Juga:   Dialog SPS dan Masa Depan Pers Kaltim (3): Suhendro Boroma Ajak Media Bersatu Rebut Haknya di Tengah Dominasi Raksasa Digital
Peserta pelatihan UMKM berfoto bersama narasumber, panitia, dan fasilitator usai sesi pembukaan di Hotel Equator Bontang.

Dengan strategi digital marketing yang tepat, UMKM Bontang bisa menembus pasar nasional bahkan internasional.

Ia juga mengapresiasi kehadiran narasumber dari BRIN serta praktisi digital marketing, sembari mendorong para pelaku UMKM segera mempraktikkan ilmu yang didapat. “Ilmu yang diperoleh jangan hanya dicatat, tapi segera dipraktikkan. Saya yakin UMKM Bontang mampu naik kelas dan menjadi kebanggaan Kaltim,” ujarnya.

Sebagai Ketua Komisi X DPR RI, Bu Hetifah menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung pemberdayaan UMKM, ekonomi kreatif, dan literasi digital. Komisi X, kata dia, tidak hanya membahas soal pendidikan dan kebudayaan, tetapi juga bagaimana masyarakat bisa lebih sejahtera.

Saya melihat inilah standar yang seharusnya dimiliki seorang wakil rakyat. Hadir, peduli, konsisten, dan memberi manfaat nyata. Bu Hetifah tidak sekadar bicara, tetapi berbuat.

Ia membuka ruang, memperjuangkan anggaran, mengawal isu strategis, dan menjaga komunikasi dengan daerah pemilihannya.

Selain Bu Hetifah, saya juga melihat ada sosok lain yang tak kalah vokal, yakni anggota DPD RI Sofyan Hasdam. Dari akun TikTok-nya, kita bisa melihat bagaimana ia konsisten menyuarakan isu Kaltim, termasuk soal ketidakadilan pembagian DAU dan DBH.

Baca Juga:   Angela–Suhuk Dilantik: Estafet Ayah ke Putri, Mahulu Melaju

Keduanya memberi contoh bahwa wakil rakyat bukan hanya hadir di gedung parlemen, tetapi juga hadir di tengah rakyat, menyuarakan kepentingan daerah, dan konsisten menjaga integritas perjuangan.

Dalam situasi fiskal yang penuh tantangan, Kaltim butuh lebih banyak wakil seperti Bu Hetifah. Wakil yang tidak hanya menunggu disorot, tapi aktif menyoroti dan memperjuangkan kepentingan daerahnya. Seyogyanya, seperti inilah wakil yang kita harapkan untuk Kaltim: konsisten, berpihak, dan benar-benar menjadi suara daerah di pusat. (*)

Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img